Menikmati secangkir kopi merupakan kebiasaanku sebelum memulai aktivitas sehari-hari. Menyeruput si hitam ku lakukan dirumah ataupun warung kopi.
Dalam sehari biasanya aku menikmati 3 sampai 7 cangkir kopi, dan kopi yang ku minum tidak pernah bercampur pemanis alias kopi asli tanpa gula. Walaupun terasa sedikit pahit tapi itulah kopi yang terbaik dan menurut beberapa hasil penelitian, bahwa kopi yang dinikmati tanpa pemanis atau gula memberikan dampak yang baik bagi kesehatan tubuh kita.
Karena sudah seringnya ngopi di rumah maupun di warkop, aku mencoba hal baru dengan cara menikmati secangkir kopi di alam terbuka yang jauh dari hiruk pikuk dan ramainya manusia.
Dengan berbekal perlengkapan alat seduh kopi yang sederhana dan sedikit hobi berpetualang, aku mencoba mencari lokasi-lokasi alam yang indah untuk mencumbui secangkir kopi yang ku racik sendiri.
Ternyata menikmati kopi yang diseduh sendiri dan berada ditengah keindahan alam yang asri memberikan sensasi yang luar biasa dalam menyeruput si hitam. Alam yang begitu tenang dengan suara gemercik air sungai yang mengalir serta suara kicauan burung liar dan hangatnya secangkir kopi menjadikan suasana hati menjadi damai serta dapat menghilangkan sejenak bongkahan permasalahan yang berputar-putar di kepala ini.
Dengan kedamaian dan keindahan alam yang tersaji di hadapan ku dan secangkir kopi hangat di tangan juga mampu membawa hati dan pikiran ini kembali singkron dan sejalan, terkadang menghasilkan solusi terhadap beberapa permasalahan yang dihadapi.
Selain datang ke lokasi alam untuk menikmati secangkir kopi, kebiasaan ini membuatku jadi lebih tau lokasi-lokasi indah yang terdapat di daerahku waulaupun belum semua orang mengetahuinya. Lokasi-lokasi tersebut sebenarnya sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi alternatif lokasi tunjuan wisata.
Sekian cerita seduh alam kali ini, jangan lupa ngopi bagi yang belum ngopi 😉